TEMAN BARU SUASANA BARU



Di hari yang sama, saat upacara di mulai gw berbaris berdasarkan kelas gw. Gw dapatnya barisan paling belakang dan gw memang suka berada di barisan ini.

Gw mulai ngelihatin teman kelas gw, ada beberapa orang yang udah gw pernah lihat sebelumnya dan ada juga yang belum pernah gw liat sama sekali. Gw masi ingat dengan jelas, salah seorang temen gw make  sepatu yang unik banget.

Sepatunya itu bermotif loreng loreng putih dan di campur dasar warna hitam. Jadi kalau lw liat dari jauh sepatu itu seakan mengeluarkan cahaya. Gw berpikir apakah ini yang di sebut cahaya kebenaran yang dimana kalau lw tersesat di suatu jalan bercabang, dan lw bingung untuk memilih jalan mana yang benar, maka tiba tiba lw melihat salah satu di ujung jalan ada semacam cahaya putih dan mendengar suara, “kemarilah anakku, kemarilah, ini jalan yang benar!”. Seperti itulah gw melihat sepatu teman gw dari kejauhan.

Upacara selesai, gw dan habib langsung menuju kelas. Saat gw masuk kedalam kelas ada satu orang yang gw kenal saat kelas satu dulu, tapi kalau bertemu hanya sekedar menyapa saja waktu itu dikarenakan gw beda kelas ama dia. Namanya Alfi dia keturunan cina tapi bisa di bilang dia orang asli aceh, ya gw ngk tau lah silsilah keluarga alfi gimana, pokoknya yg gw tau begitu aja.

“Andre!, lw kelas ini juga?”
“iya, fi”
“lo duduk dimana ?, gw duduk bareng lw lah”
“itu tas gw yang di belakang”
“alah kalau di belakang bener gw gk suka, sini aja ni sebelah gw, gak terlalu di depan, gak terlalu di belakang”
“yaudah gw pindah di sono”

Si habib gw lupa saat itu duduk ama siapa, yang gw inget pokoknya dia satu kelas ama gw itu aja wkwk.

Alfi mulai bercerita ama gw, ya sejak awal gw ketemu atau melihat alfi orangnya memang suka bercerita. Inilah yang membuat gw tidak cangung ama alfi, dia kalau bertemu seseorang yang baru dia kenal dia akan sangat terbuka.

“Ndre?,”
“oi?”
“di kelas ini kayaknya cowonya cemen semua ndre”
“tau dari mana lo?”
“dari pengamatan gw lah, sejauh ini ngk ada siswa yang di cap bandel di kelas kita”
“oh, baguslah fi kita aja yang bandel entr di kelas ini, hehehe”
“nah itu ndre, gw yakin Cuma kita berdua doang yang bandel”

Tak berapa lama wali kelas gw muncul, mengucapkan salam, dan memimpin doa. Setelah berdoa wali kelas gw bercerita sedikit tentang dia dan aturan aturan yang ada di kelasnya. Setelah dia selesai bercerita dia meminta kami untuk menuntukan ketua kelas dan staffnya.

Gw waktu itu hanya bercanda ke alfi, bahwa gw berniat ingin menjadi ketua kelas. Tapi alfi menanggapinya dengan serius. Saat wali kelas gw bertanya siapa aja yang mau menjadi kandidatinya si alfi langsung bertiriak “Andre, buk!”. Sepontan membuat gw kaget.
“Fi!??”

“udah maju aja, kan lo yang minta tadi”

Karna di paksa alfi, gw akhirnya berani untuk maju sebagai kandidat. Saat gw maju kedapan wali kelas gw seakan tidak percaya dan tidak ridho kalau kelasnya di pimpin oleh seorang yang bertubuh kecil dan bersuara cempreng, gw bisa ngelihat itu dari wajah wali kelas gw. Wajah kecewa pastinya

“Hanya satu kandidat?”, wali kelas gw bertanya pada anak anak yang lain, Iya bu satu aja jangan banyak banyak, gw berharapnya gitu biar gw lsng jadi ketua kelas.

Hapis buk!, hapis!.”, ada beberapa suara anak cewe kelas gw yang merekomendasikan nama hapis.

“Mana si hapis maju sini”

                Akhirnya hapis maju, saat gw ngelihat hapis dia adalah orang yang langsing dengan rambut keribo dan memilik mata sayu dan warna kulit sawo matang. Itulah tampilan fisik yang gw liat dari hapis untuk pertama kalinya.

                Dan pada saat itu juga sepatu bercahaya tadi juga ikut kedepan, dan berharap menjadi ketua kelas juga seperti gw ama hapis. Ya namanya daus dia memiliki wajah yang baby face, seperti bule dan berambut kribo juga serta memiliki tubuh ya lumayan berisi.

                Wali kelas gw meminta untuk gw dan kandidat lainya menyampaikan visi misi kelas. Setelah penyampaian visi misi, pemungutan suara pun di mulai. Singkat aja ceritanya gw gagal jadi ketua kelas, gw berada di posisi kedua, hapis dengan mata sayunya berada di posisi pertama, sedangkan daus berada di posisi setelah gw. Jadi ketua kelasnya hapis, wakilnya gw, ketua keamanannya daus, dan yang lucunya si habib mendapatkan ketua kebersihan karna di dipilih secara random oleh wali kelas gw.

                Hari itu Cuma sampai disitu aja karna pelajaran belum di adakan jadi kami pulang cepat.

You Might Also Like

0 komentar